Text
Lampungisme : sosiokultur, alam, dan infrasrruktur Bumi Ruwa Jurai
Lampung Karina Lin jelajahi melalui 26 tulisan. Isinya beragam sisi dan lini. Yang tampak remeh dalam keseharian kita jadi penuh makna karena perspektif kesejarahan yang kuat. Dia juga mampu menjadikan sesuatu yang sebenarnya serius dan njelimet menjadi ringan dan mudah dipahami oleh orang awam bahkan terkesan lucu. Tak salah mengatakan Karin lebih dari sekadar seorang pengamat, kritikus. la mencintai Lampung sepenuh hati. Melalui tulisan-tulisannya ia mengharapkan kemajuan Lampung. Bersamaan, ia menunjukkan semangat. Saya tahu Karin sakit lupus. Akan tetapi kondisi itu tak menyurutkan asanya. Bersyukurlah Lampung memiliki seorang Karin. Buku yang pantas dibaca segala kalangan.
Heri Wardoyo, Wakil Bupati Tulangbawang
Hidup seringkali tidak mudah. la tidak melulu jalinan kisah indah bak pelangi seusai hujan. Setiap orang punya air mata sendiri dalam hidupnya. Karina Lin, mengajarkan kepada kita bahwa terjalnya hidup tak mesti diratapi. la menunjukkan bagaimana berjuang, bertahan dalam lakon hidup yang demikian sulit—bahkan tatkala el maut sempat begitu dekat. Buku ini adalah bukti bahwa keajaiban itu ada. Keajaiban istimewa yang dihadiahkan Tuhan hanya untuk orang-orang istimewa. Mereka yang enggan menyerah, bangkit dan tegar meneruskan hidup karena memang hidup terlalu indah untuk diratapi.
Juwendra Asdiansyah, Pemimpin Redaksi Duajurai.co
Membaca buku ini, saya seolah-olah duduk di samping Karina Lin, mendengarkan suara 'cerewet'-nya mengisahkan bagian-bagian dari Lampung yang pernah dia temui, pernah dia amati, pernah dia rasai. Bukan hanya berkisah. Sebab, seringkali yang muncul tidak hanya fakta, tetapi juga pertanyaan, kritik, protes, dan perlawanan. Pada beberapa tulisan, saya seperti terkena kibasan tangannya yang sedang menunjuk ke berbagai arah, sehingga saya tidak mungkin tidur saat mencermati suaranya, tulisannya. Agaknya, Lin memang sengaja menampar saya atau siapa pun agar sadar dan terus bergerak menjadikan Lampung sebagai tempat yang indah dan manusiawi dengan perkembangan sosial budaya yang signifikan dari masa ke masa.
Yuli Nugrahani, cerpenisdan penggiat Jaringan Perempuan Padmarini
Karina Lin mempunyai kepedulian yang lebih terhadap sejarah dan budaya Lampung. Sebagai lulusan sejarah, ia memiliki modal cukup untuk mengkritisi soal kelampungan. Kritik yang tidak nyinyir, tapi konstruktif dan berisi solusi. Tulisan Karina seperti catatan harian dengan gaya bertutur aku yang runut dan popular.
Padli Ramdan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung
Karin adalah salah satu odapus yang tangguh, optimis, mau selalu belajar. Walaupun ada keterbatasan karena sebagai odapus, tetap bisa bekerja sebagai wartawan atau penulis untuk kebaikan sesama. Kita berharap semoga Karin tetap terus berkarya dan bisa sebagai inspirator bagi kawan-kawan odapus yang lain. Odapus bukan merupakan hambatan untuk berbuat kebaikan untuk sesama, dan ini dibuktikan oleh seorang Karina Lin.
dr Sugiyono Somoastro, SpPD-KHOM, Internis, konsultan darah, dokter Pemerhati Lupus/DPL
Tidak tersedia versi lain