Text
Dasar-dasar kimia anorganik transisi
Kehidupan umat manusia dengan sekelilingnya tak mungkin terhindar dari unsur -unsur dan senyawa kimianya. Secara sederhana unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi logam dan non-logam. Besi, nikel, tembaga, perak, platina, dan emas adalah beberapa contoh unsur logam yang sangat umum telah dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman kuno. Dalam perspektif ilmu kimia, logam diklasifikasi ke dalam logam "transisi" dan "non-transisi", dan beberapa contoh tersebut termasuk kelompok logam transisi. Disebut demikian sebab kelompok ini berada dalam posisi "peralihan" dari kelompok logam non-transisi ke kelompok non-logam.
Logam transisi, jumlahnya kurang lebih separuh dari sekitar 115 jenis unsur yang telah dikenal; salah satu aspek kimiawi yang menonjol darinya adalah kemampuannya membentuk senyawa "kompleks" atau sering dikenal pula sebagai senyawa koordinasi, dan beberapa logam transisi merupakan unsur utama dalam kehidupan. Dalam tubuh manusia, unsur-unsur transisi ini membentuk senyawa kompleks dengan protein dalam berbagai metaloenzim yang berperan sebagai katalis. Heme dalam hemoglobin pengikat ion Fe2*, dan dalam vitamin B12 mengikat ion Co3*. Kedua heme ini berfungsi sebagai pembawa oksigen dalam darah dengan mengikatnya di dalam senyawa kompleksnya dan melepaskan kembali ketika dibutuhkan.
Buku ini membahas sangat mendasar pembentukan senyawa kompleks, tatanama terbaru menurut IUPAC, bentuk isomer, dan teori yang menjelaskan sifat magnetik, warna, dan bangun geometrinya. Aspek stabilitas termodinamik-kinetik senyawa kompleks menambah kelengkapan buku ini. Meskipun porsi utama diberikan pada seri transisi (3)d, dibahas pula senyawa transisi "dalam" kelompok (4)f, sehingga buku ini memang layak menjadi sumber pengetahuan dalam KimiaAnorganikTransisi.
Tidak tersedia versi lain