Text
Proses upacara potong didi atau metatah dalam upaya pelestarian budaya pada masyarakat Hindu di Desa Rama Dewa Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014
:
PROSES UPACARA POTONG GIGI ATAU METATAH
DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA PADA MASYARAKAT HINDU
DIDESA RAMA DEWA KECAMATAN SEPUTIH RAMAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2014
IDA BAGUS MADE ADI GUNAWAN
Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadyah Metro E-mail: idanet@rocketmail.com
ABSTRAK
Adi Gunawan. Ida Bagus Made, 2015. "Proses Upacara Potong Gigi Atau Metatah Dalam Upaya Pelestarian Budaya Pada Masyarakat Hindu Di Desa Rama Dewa Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014 " Skripsi, Jurusan Pendidikan Umu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Muhammadiyah Metro. Pembimbing (I) Drs. H. Ragil Agustono M.Pd. Pembimbing (II) Kuswono ,M.Pd.
Kata Kunci: Proses Upacara Potong Gigi, Di Desa Rama Dewa.
Panca Yadnya yaitu lima korban suci yang dilakukan secara tulus ikhlas. Adapun bagian-bagian dari panca yadnya ini antara lain Dewa Yadnya, Manusa Yadnya, Rsi Yadnya, Bhuta Yadnya, dan Pitra Yadnya. Salah satu yang dibahas oleh penulis yaitu mengenai manusa yadnya yaitu upacara Potong Gigi atau Metatah. Manusa yadnya adalah korban suci yang bertujuan untuk memelihara hidup dan membersihkan lahir bhatin manusia mulai dari sejak terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai pada akhir hidup manusia itu. Pembersihan lahir batin manusia sangat perlu dilakukan selama hidupnya, karena kebersihan itu dapat menimbulkan adanya kesucian.
Kebersihan (kesucian) secara lahir batin ini dapat menghindarkan manusia itu sendiri dari jalan yang sesat. Dengan kebersihan tersebut, manusia akan dapat berpikir, berkata, dan berbuat yang benar sehingga dapat meningkatkan dirinya ketaraf hidup yang lebih sempurna. Unsur-unsur pembersihan di dalam upacara manusa yadnya dapat diketahui dengan adanya upakara-upakara seperti tirtha pangelukatan atau tirtha pembersihan dan lain sebagainya. Tirtha ini adalah air suci yang telah diberkati oleh sang sulinggih pandita (pendeta), sehingga air suci tersebut mempunyai "twah"(wasiat), yang secara spiritual dapat menimbulkan adanya kebersihan (kesucian).
Tidak tersedia versi lain