Text
Bentuk mekanisme pertahanan diri (self defence mechanisme) konseli saat konseling individu di SMA Muhammadiyah 1 Metro Lampung TP 2015/2016
BENTUK MEKANISME PERTAHANAN DIRI {SELF DEFENCE MECHANISME) KONSELI SAAT KONSELING EVDIVIDU
DISMA MUHAMMADIYAH1 METRO LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
GHANIYUS SAKIR
NPM. 11130077 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Kata Kunci: Mekanisme Pertahanan Diri, Konseling Individu.
Melaksanakan layanan konseling individu hendak nya konselor memberikan ruang dan suasana yang memungkinkan konseli membuka diri secara terbuka. Sebagai seorang konselor bisa melihat bagaimana bentuk mekanisme pertahanan diri peserta didik pada saat proses konseling individu itu berlangsung. Mekanisme pertahanan diri merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri untuk melindungi seorang individu dari kecemasan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendriskripsikan gambaran mekanisme pertahanan diri peserta didik pada saat proses konseling individu di SMA Muhammadiyah 1 Metro Lampung dan mengetahui tingkat mekanimse pertahanan diri peserta didik pada saat konseling individu, di SMA Muhammadiyah 1 Metro Lampung.
Penelitian ini akan melihat gambaran dan penggunaan mekanisme pertahanan diri siswa saat konseling individu di SMA Muhammadiyah 1 Metro. Desain penelitian ini adalah dengan kuantitatif deskriptif. Dengan penelitian kuantitatif diharapkan mampu memperoleh data yang lengkap, lebih mendalam, dan data yang bermakna. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu menggunakan instrument angket. Populasi yang ada di penelitian ini sebanyak 25 siswa yang pernah mengikuti konseling individu dan sampel yang digunakan ada 25 siswa yang pernah mengikuti konseling individu.
Hasil penelitian kuantitatif deskriptif yang dilakukan peneliti terhadap siswa SMA Muhammadiyah 1 Metro pada gambaran dan tingkat tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri saat konseling individu masuk dalam kategori sedang karena rata-rata dari beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri yang ada masuk dalam kategori sedang, dan untuk kategori pada setiap indikator yaitu penolakan masuk kategori tinggi, represi masuk kategori sedang, isolasi masuk kategori tinggi, penghapusan masuk kategori tinggi, identifikasi masuk kategori sedang, identifikasi dengan penyerang masuk kategori sedang, raionalisasi masuk kategori rendah dan sublimasi masuk kategori tinggi.
Tidak tersedia versi lain