Text
Analisis kelayakan pengembangan usaha home industry kelanting "Kadung Trisno" Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
ABSTRAK
UMAR HAYADI, NPM 1610055, Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Home Industry Kelanting "Kadung Trisno" Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur: Bambang Suhada dan Yateno.
Kata Kunci: Kelayakan Pengembangan Usaha, Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek Ekonomi Sosial, Aspek Finansial.
Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pengembangan industri. Provinsi Lampung terdapat banyak pabrik pengolahan ubi kayu menjadi tapioka dan beberapa tahun belakangan marak didirikan pabrik bioethanol untuk menyerap hasil panen komoditas ini. Untuk tahun 2014, terdapat sekitar 150 pabrik yang menggunakan ubi kayu sebagai bahan baku produksi. Kebutuhan ubi kayu harian bervariasi antara 200-1000 ton singkong per hari per pabrik. Pabrik ini didominasi oieh pabrik tepung tapioka. Tingginya kebutuhan bahan baku tersebut menyebabkan permintaan ubi kayu meningkat sehingga tersedianya ubi kayu menjadi langka dan harganya ikut berfluktuasi. Kelangkaan bahan baku menyebabkan harga ubi kayu ikut naik sehingga berimbas pada industri rumahan "Kadung Trisno" di Kecamatan Pekalongan yang harus menekan biaya produksi karena biaya operas! tidak sesuai dengan harga jual produk.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha Home Industry Kelanting Kadung Trisno" dari aspek finansial kemudian melihat seberapa besar pengaruh aspek pasar, aspek manajemen, aspek ekonomi sosial dan menguji tingkat kepekaan (sensitivitas) biaya (biaya produksi) dan penerimaan.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis data yang bersifat kualitatif yaitu pada aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi sosial yang disajikan dalam bentuk deskriptif dan analisis data yang bersifat kuantitatif untuk menguji kelayakan usaha pada aspek finansial dengan menggunakan analisis kriteria investasi dan analisis sensitivitas.
Hasil analisis kelayakan pengembangan usaha layak dijalankan dilihat dari dari aspek finansial dengan menghasilkan Net Present Value (NPV) Rp 441.876.801,01, Internal Rate Return (IRR) 94,12%, Net Benefit Cost Ratio flMet B/C) sebesar 5,22, dan Payback Period (PBP) 1 tahun 19 hari. Usaha mengalami Break Even Point (BEP) (Rp) terdapat nilai 1.280.924.321,25 dan BEP produksi (Q) terdapat pada penjualan produk sebesar 92.529,95 Kg. Hasil analisis dari aspek kualitatif menunjukkan bahwa aspek pasar sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha "Kadung Trisno", karena permintaan pasar Home Industry "Kadung Trisno" cukup menjanjikan untuk mendatangkan keuntungan jika dibandingkan dengan harga dan produk yang ditawarkan. aspek manajemen dan operasional dapat disimpulkan memiliki peran yang cukup besar dalam pengoperasian usaha ini, karena pemilik usaha langsung mengawasi jalannya usaha sehingga langsung dapat menindaklanjuti kesalahan yang terjadi. Aspek ekonomi sosial memiliki peran yang cukup besar mengingat Home Industry "Kadung Trisno" tergolong usaha kecil, namun mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 27 orang, sehingga mengurangi pengangguran dari masyarakat sekitar lokasi usaha. Hasil analisis sensitivitas skenario I menunjukkan usaha masih layak dijalankan dengan kenaikan biaya variabel 12%, kemudian skenario II usaha masih layak dijalankan dengan batas penurunan penerimaan sebesar 9%, dan skenario III dengan mengkombinasikan antara penurunan penerimaan dengan kenaikan biaya variabel masing — masing 5%, usaha masih layak. Namun jika biaya variabel naik menjadi 6% usaha tidak layak dijalankan.
Tidak tersedia versi lain