Text
Upaya guru bimbingan dan konseling mengatasi masalah pada masa pubertas siswa SMA Negeri 1 Pekalongan
ABSTRAK
Choirunissa, Wali. 2014. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Mengatasi Masalah Pubertas Siswa di SMP Negeri 1 Pekalongan. Skripsi,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling, F KIP
Universitas Muhammadiyah Metro. Pembimbing (1) Dr. H. Hadi Rahmat,
M.A., Pembimbing (II) Dra. Hj. Nurul Atieka, M.Pd.
Kata Kunci: masalah pubertas siswa, upaya guru bimbingan dan konseling
Penelitian ini difokuskan pada upaya guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi permasalahan pubertas siswa SMP Negeri 1 Pekalongan dengan
rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran masalah pubertas
siswa, 2) Bagaimanakah kegiatan yang dilakukan guru BK dalam mengatasi
masalah pubertas siswa, baik menggunakan layanan maupun non layanan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengatahui: 1) Bagaimana gambaran tentang masalah
pubertas siswa, 2) Bagaimanakah kegiatan yang dilakukan guru BK dalam
mengatasi masalah pubertas siswa, baik menggunakan layanan maupun non
layanan.
Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah, siswa dan guru BK. Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Pckalongan kecamatan Lampung Timur. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode wawancara dan observasi. Tehnik analisis data
dilakukan dengan beberapa tahapan seperti rancangan analisis data yang
berbarengan waktu dengan pengumpulan data di lapangan dan ancangan analisis
data setelah data terkumpul.
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Penyebab siswa merasa khawatir
terhadap perubahan berat badan yaitu perasaan gelisah ketika pakaian yang
semulanya longgar menjadi sempit, sehingga tidak nyaman untuk dikenakan,
siswa merasa tidak nafsu makan dan engan untuk makan. Usaha yang harus
dilakukan untuk mengatasinya yaitu dengan program diet. 2) Penyebab siswa
merasa khawatir terhadap ciri-ciri seks primer dan sekunder yaitu saat menstruasi
punggung menjadi pegal dan perut merasa sakit, sehingga merasa cemas yang
berlebihan. Usaha yang dilakukan yaitu dengan membuat pikiran tidak menjadi
stress dan melakukan pendekatan kepada pihak orangtua agar tidak cemas saat
menstruasi. 3) Penyebab siswa emosi karena kekhawatiran yang dirasakan saat
emosi kurang stabil yaitu merasa lebih sensitif jika sedang menstruasi. Akibat
yang dialami yaitu saya merasa dijauhi oleh teman karena perkataan saya yang
terlalu sinis. Usaha yang saya lakukan yaitu dengan pendekatan melalui layanan
konseling individu dengan guru bimbingan konseling. 4) Penyebab siswa merasa
khawatir terhadap sikap kurang percaya diri yaitu karena pakaian yang biasanya
dikenakan kelihatan semakin ketat dan kurang nyaman. Akibat yang ditimbulkan
yaitu perasaan tidak tenang saat mengikuti proses pembelajaran. Usaha yang saya
lakukan untuk mengatasinya yaitu dengan bersikap lebih tenang dan berusaha
lebih percaya diri. 5) Penyebab siswa merasa khawatir terhadap hubungan sosial
yaitu perasaan cemas jika tidak ada teman yang mau mengikuti kegiatan
exstrakulikuler. Akibat yang dialami yaitu merasa tidak mampu untuk melakukan
kegiatan kelompok. Usaha yang saya lakukan yaitu pendekatan kepada teman dan
berusaha menyakinkan bahwa saya mampu mengikutinya.
Sedangkan penanganan dengan layanan dan non layanan, tahapannya
sebagai berikut: 1) Upaya guru bimbingan konseling untuk mengatasi masalah
pubertas yaitu dengan mengunakan layanan yaitu mengunakan layanan informasi,
konseling individu dan konseling kelompok. 2) Upaya guru BK untuk mengatasi
masalah pubertas dengan non layanan yaitu dengan pendekatan secara individu,
kelompok dan pendekatan secara keluarga
Tidak tersedia versi lain