Text
Perempuan penunggang harimau
Upaya mendetakkan lagi jantung khazanah kesadaran dan nilai-nilai batiniah masa silam merupakan misi utama penulis masa kini yang hendak menuliskan kembali khazanah mitologi, legenda, dan cerita rakyat di mana pun. Misi ini pula selayaknya dipikul oleh novel yang berniat menggemakan lagi khazanah cerita masa lampau etnik Lampung ini. Upaya ini serupa menimpa air sumur tua yang tak mati ricik airhya, dan tak kunjung habis ditimba. Air sumur tak pernah sama, dan manusia tak akan pernah bisa menimba air yang sama dua kali di sebuah sumur yang sama, bukan? Mitologi, legenda, dan cerita rakyat serupa cakrawala. Apakah cakrawala bisa sirna? Tidak kiranya. Yang kerap terjadi barangkali mata yang terpejam tak bisa menatap cakrawala, namun sesungguhnya cakrawala ada senantiasa meski mata tak melihatnya... (Binhad Nurrohmat, Pujangga)
"Alurnya tidak membosankan walau disampaikan dengan bahasa sastra memikat. Berkisah tentang asal-usul bangsa Lampung yang dilimpahi berkah, wajib dinikmati sebagai penghangat jiwa pencari muasal" (Arya Shinta Rachmadi, Akademi Universitas Indonesia danpenikmat sastra)
Tidak tersedia versi lain