Text
Di bawah bendera revolusi Jilid I
Kalau pembaca tergolong orang dari generasi baru, artinya tidak pernah merasakan atau melihat sendiri pasang-surutnya pergerakan kemerdekaan di zaman penjajahan Belanda (karena masih sangat muda atau belum lahir), akan mendapat pengertian yang lebih jelas tentang hakiki perjuangan kemerdekaan di masa yang lalu, yaitu hal-hal yang tidak akan didapati dalam buku-buku sejarah. Antara lain akan mengerti, bahwa sejak 1926 Bung Karno sudah mencita-citakan persatuan antara golongan Nasional, Islam, dan Sosialis, sehingga persatuan itu pada hakikatnya bukan "barang baru" dalam rangka perjuangan rakyat Indonesia yang dipelopori oleh Ir. Sukarno. Apa yang tersurat dan tersirat dalam tulisan-tulisan itu, memperjelas pengertian si pembaca, bahwa Revolusi Agustus 1945 yang berhasil gemilang itu, bukanlah suatu "maha-kejadian" yang berdiri sendiri atau terjadi dengan sendirinya, tetapi suatu cetusan di dalam sejarah yang sangat erat sangkut-pautnya dengan kejadian-kejadian sebelum-nya — dengan lain kata erat hubungannya dengan persiapan-persiapan yang sudah berpuluh-puluh tahun dilakukan oleh pergerakan-pergerakan kemerdekaan di Indonesia dengan pengorbanan yang tidak sedikit.
Bagi pembaca yang mengalami atau melihat sendiri pasang-surutnya per¬juangan kemerdekaan di zaman pen¬jajahan Belanda dapat turut merasakan atau melihat sendiri peranan Bung Karno sebagai pemimpin terbesar, buku ini me-rupakan penyegaran kembali pengertian dan kesadaran tentang apa sesung-guhnya jiwa dan tujuan pergerakan kemerdekaan di masa yang lampau itu. Dengan membaca lagi tulisan-tulisan Ir. Sukarno, orang dapat menelaah diri sendiri, misalnya dengan pertanyaan: "Apakah sikap dan tindakan saya sekarang ini masih sesuai dengan jiwa dan maksud daripada pergerakan di masa yang lalu, yakni tujuan-tujuan yang seharusnya tidak berhenti dengan tercapainya kemerdekaan Indonesia saja, tetapi harus berjalan terus menuju terkabulnya cita-cita pembentukan masyarakat adil dan sempurna (istilah Ir. Sukarno di masa yang lalu) yang maksudnya tidak lain ialah masyarakat yang adil dan makmur. Apakah saya sudah berganti haluan dan berganti haluan dan berganti bulu, bercita-cita menjadi semacam "Exponen" dari kapitalisme nasional yang disinyalir dan dikutuk oleh tulisan-tulisan Bung Karnoitu."
Di samping dua segi manf aat tersebut di atas, buku tebal ini pun memberi gambaran tentang pribadi Ir. Sukarno. Dalam tulisan-tulisan itu tergambarlah Bung Karno sebagai "pendekar per-satuan", sebagai "stateeg", sebagai "pendidik", sebagai "senopati" pemegang komando pergerakan ke-bangsaan, sebagai orang "Islam modern" yang gigih menganjurkan supaya pengertian mengenai Islam disesuaikan dengan kemajuan zaman yang pesat jalannya, sebagai "realistis", sebagai "humanis" dan sebagai pribadi tempat perpaduan tri-cita, yakni Nasionalis, Islamis, danSosialis. Last, but not least, tampak pula Ir. Sukarno sebagai "Stylist" yang hebat, yang mempunyai kekuasaan untuk menyederhanakan pengertian-penger-tian pelik supaya mudah ditangkap oleh pembaca-pembacanya yang ber-pengetahuan sederhana. Adakah "interessant" mengikuti evolusi dalam style Bung Karno dalam buku Dibawah BenderaRevolusiini. (Antard)
Tidak tersedia versi lain