Text
Tonggak Sang Pencerah : sebuah novel tentang KHA. Dahlan
Kepekaan Darwisy tumbuh dan terasah dari sifat wasis-nya. la selalu ingin menyikapi segala sesuatu yang ia lihat dan ia dengar yang belum benar-benar ia ketahui dengan cara bertanya. Itu membuka jalannya sendiri untuk cepat menimba dan memupuk pengetahuan. Laksana oase yang menggeliat dan menerabas lapisan-lapisan tanah kedap menjadi sungai di tengah kegersangan pengetahuan bangsa inlanders yang gelap, semangat belajar Darwisy mengalir. Tingkahnya kian sejuk, seumpama mata air zam-zam menyirami bentala yang hangus tandus menahun.
Di serambi masjid, anak-anak sudah sedari tadi menunggu kehadiran Walidah, mereka akan melanjutkan pelajaran keterampilan membuat mainan dari kertas. Walidah memang memiliki banyak pengetahuan keterampilan yang selalu ia ajarkan kepada anak-anak di kampungnya. Seperti niat Darwisy, Walidah pun mempunyai impian untuk mengubah nasib sesama melalui cara berbagi pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki. Di serambi Masjid Gedhe yang luas itu tak sedikit kegiatan anak-anak dan pemuda Kauman biasa berlangsung. Apalagi memasuki bulan Ramadan nanti, serambi masjid itu pasti akan semakin ramai.
Sebuah papan nama terpampang di depan rumah, bertuliskan: Sekolah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Suja hanya mampu mengumpulkan santri beberapa saja, tak lebih dari sembilan orang termasuk dirinya yang pada hari itu mulai sekolah. Namun, Suja kembali risau, sebab gurunya seolah hanya akan mengajarkan mereka bernyanyi. Semua santri yang sedang belajar di sekolah itu terlihat setengah hati, mereka belum pernah diajarkan hal-hal yang serupa itu. Apalagi harus belajar bernyanyi lagu-lagu Belanda. Namun, Kiai Dahlan tak henti memberikan semangat dan pandangan-pandangan menyegarkan.
Berhari-hari sudah Kiai Dahlan merenungkan apa yang selanjutnya hendak ia lakukan setelah menerima saran dari seorang murid di Sekolah Raja, la makin khawatir, apa yang telah ia lakukan kelak akan menghilang dan sirna ditelan waktu. Maka, ia segera melaksanakan saran yang ia terima itu, yakni mendirikan sebuah wadah perjuangan, sehingga betapa pun musim datang silih berganti, tak akan menggerusjejak langkah peroebahan...
Tidak tersedia versi lain