Text
Boys will be boys : catatan badung anak SMA
Berbeda dengan tawuran biasanya yang terjadi antarsekolah, dan tewan-teman harus bersiap menghadapi tawuran dengan warga sekitar. Seperti suatu siang ketika kami pulang sekolah:
Ndil, musuh, Ndil! seru Baim tiba-tiba.
Mana, Iin? tanya gue.
Woy!!!! Catooooe... doeaaaaaa... tigaaaaa... ciyaaaaaaaa!
Suara warga yang bersiap menyerang sudah terdengar.
Kami diserang. Kami gak sempet lari apalagi bikin pecut dan
sarung.
Im, keluarin jurus andalan lo! Kalau gak kita bisa mampus nih.
Gue menyuruh Baim.
Bantai aja udah, gue gak bawa Choki Choki, jawab Baim
Terus, pakai tangan aja nih? tanya gue memastikan a[:_
harus kami lakukan.
BANTAI! Maju, Ndil..., ucap Baim dengan penuh semangat.
Bairn berlari sendirian menghadapi amuk massa. Oia dikeroyok...
gue hanya bisa diam. Gue juga takut.
Im, gue bantu doaa aja yaaaa, gue mengucap pelan.
Pertarungan berjalan dengan tidak seimbang. Gue lihat si Baim ngejitakin musuh satu per satu, sambil ketawa-tawa. Maklum, warga sekitar yang jadi lawannya adalah sekum
Tidak tersedia versi lain