Text
Marhaenis Muhammadiyah : ajaran dan pemikiran KH. Ahmad Dahlan
`Islam yang kita catut dari Kalam llahi dan sunnah bukan apinya, bukan nyalanya, tapi abunya, debunya,... ah, ya asapnya, abunya yang berupa celak mata dan surban, abunya yang bisanya cuma baca Fatihah dan Tahiti, bukan apinya yang menyala-nyala dari ujung zaman satu ke zaman yang yang lain.`
-Sukarno, 1940
Dalam Kongres Islam di Cirebon tahun 1922, K.H.-Ahmad Dahlan menyatakan I bahwa karena persamaan kedudukan, tidak perlu perantara dalam ibadah. Oleh sebab itu, manusia harus bekerja sama dengan semua pihak walaupun berbeda agama. Baginya, kesalehan adalah pencarian kebenaran tanpa final, terbuka dialog dengan semua pihak yang berbeda. Pandangan ini berbeda dengan ketergantungan kehendak mutlak Tuhan menurut doktrin tarjih. Ajaran dan-pemikiran `Spiritualisme hati-suci` K.H. Ahmad Dahlan yang sangat toleran itu pada suatu masa pernah dibelokkan. Pembelokan itu terjadi saat elite ahli syariah mendominasi kepemimpinan Muhammadiyah. Mereka ingin memusnahkan tradisi TBC (tahyul, bid`ah, dan c{k)hurafat) sam
Tidak tersedia versi lain