Text
Marhaenis Muhammadiyah
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Muhammadiyah bukanlah kesatuan entitas yang seragam atau homogen. Keberagaman model kepengikutan itu muncul karena adanya gesekan manakala doktrin tarjih Muhammadiyah pascakepemimpinan Kiai Ahmad Dahlan diberlakukan secara kaku. Konsep Islam murni syariahistis itu akibat dari mendominasinya elite ahli syariah yang ingin memusnahkan tradisi TBC (takhayul, bidah, dan c(k)hurafat), bahkan tak jarang cara-cara kekerasan ditempuh demi menegakkan syariah. Gerakan pemurnian Islam seperti itu jelas berseberangan dengan latar belakang kultural masyarakat desa yang mayoritas bermata pencaharian petani. Mereka tertarik bergabung dengan Muhammadiyah manakala gerakan yang menawarkan pembaruan ini meluas ke pedesaan.
Sangatlah wajar apabila kaum petani itu merasa asing dengan konsep Islam fundamentalis. Sebaliknya, mereka justru merasa nyaman dengan pola pemurnian Islam yang dibawa oleh Kiai Ahmad Dahlan yang mengedepankan kesalehan spiritual. Karena pergulatan ideologi itu, muncullah
Tidak tersedia versi lain