Text
Padang Bulan
Novel-novel Andrea Hirata setelah Tetralogi Laskar Pelangi adalah Dwilogi Padang Bulan, yaitu dua karya Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas, dengan urutan Padang Bulan terlebih dahulu. Dwilogi ini meneguhkan Andrea Hirata sebagai cultural novelis sekaligus periset sosial dan budaya. Watak manusia yang penuh kejutan, sifat-sifat unik sebuah komunitas, parodi, dan cinta ditulis dengan cara membuka pintu-pintu baru bagi pembaca untuk melihat budaya, diri sendiri, dan memahami cinta dengan cara yang tak biasa.
Keindahan kisah, kedalaman intelektualitas, humor dan histeria kadang-kadang, serta kehati-hatian sekaligus kesembronoan yang disengaja telah menjadi ciri gayanya. Dia sesungguhnya tahu arti carpe diem ( Cinta Di Dalam Gelas) dan tahu bahwa Benjamin Franklin tidak pernah menjadi presiden Amerika (Edensor). Ia pun dengan jeli menghindari permintaan penjelasan dari para matematikawan atas ori lirikan matanya (Padang Bulan) dengan mengambangkan kepastian panjang sebuah meja pingpong.
Tidak tersedia versi lain