Text
Pancasila dalam pusaran politik identitas
Dalam beberapa tahun terakhir ini, istilah “politik identitas” menjadi suatu frasa yang banyak dibahas di kalangan masyarakat. Dalam momen-momen tertentu, terutama menjelang penyelenggaraan pemilihan umum, frasa ini akan selalu muncul kembali dan menjadi bahan diskursus dalam berbagai forum. Istilah ini sudah lama dikonstruksi sebagai narasi politik oleh kelompok elite politik tertentu sebagai instrumen untuk menggambarkan rasa kebencian dan ketakutan kalah pada pihak lawan politiknya agar bisa menurunkan citra dan menyudutkan figur tertentu yang biasanya dinilai kuat dan berpotensi menang atau bisa mengalahkan lawan lainnya sehingga perlu disudutkan dengan narasi tidak nasionalis dan intoleran.
Pada kenyataannya semua kerja politik di Indonesia tidak lepas dari politik identitas, sebab politik membutuhkan instrumen atau kendaraan media untuk menyatakan diri lewat identitas seperti agama, suku, ras, kelompok, identitas budaya, paham ideologi, organisasi dan komunitas primordial lainnya.
Berdasarkan ruang lingkup ini maka semua elite politik dan pekerja politik di Indonesia masuk dalam kategori pengguna politik identitas. Buku ini menelisik jauh problematika politik identitas yakni yang disebut dengan struggle for recognition/kampf um anerkennung. Setiap insan di dunia memiliki dorongan untuk menuntaskan dahaga atas pengakuan dirinya. Permasalahan ini dipahami dan dijawab oleh Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum negara Indonesia. Diharapkan bahwa buku ini akan dapat dipergunakan untuk memperkaya bahan kepustakaan mata-mata kuliah di bidang Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik, khususnya yang berkaitan dengan politik identitas di Indonesia.
Tidak tersedia versi lain