Text
Relasi antar umat beragama di berbagai daerah
Banyak pihak yang alergi menggunakan term "mayoritas-minoritas", kadang-kadang ada yang sangat anti, bahkan menganggapnya tabu. Sikap seperti itu dapat dimaklumi, karena bagi mereka term itu memberi kesan (konotasi) di satu sisi ada pihakyang mendominasi dan di sisi lain ada pihak yang terdiskriminasi. Koentjaraningrat dkk. (2003) dalam Kamus Istilah Antropologi mendefinisikan kata minoritas dengan menyertakan konotasi "...yang karena itu didiskriminasi oleh golongan lain".
Akibat dari ditabukannya penggunaan term "mayoritas-minoritas" peneliti sering menghadapi kesulitan jika fakta sosial yang dihadapinya berupa dua kelompok masyarakat atau lebih yang populasinya memang jauh berbeda, ada kelompok masyarakat yang populasinya sangat besar (mayoritas) dan kelompok lain yang populasinya sangat kecil (minoritas). Sementara belum ada term lain untuk menggantikan istilah tersebut. Buku Relasi Antarumat Beragama di Berbagai Daerah yang ada di tangan para pembaca ini memberikan jawaban bahwa temyata hubungan antarumat beragama mayoritas-minoritas tidak selalu melahirkan hubungan yang tidak sehat, misalnya "yang mayoritas bertindak sewenang-wenang dan yang minoritas selalu tertindas". Buku hasil penelitian ini membuktikan bahwa di berbagai daerah di Indonesia ada juga relasi damai antarumat beragama mayoritas-minoritas, meski tidak bisa dipungkiri di berbagai daerah lainnya masih sering terjadi hubungan yang kurang harmonis. Oleh karena itu, besar harapan kami agar kita lebih siap menghadapi fakta sosial apapun dan tidak sembarangan mengkaitkannya dengan common sense sebagai konotasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Mudah-mudahan buku ini banyakbermanfaat bagi para pembaca dari semua kalangan.
Tidak tersedia versi lain